Yuk berbagi berbagi sedikit rezeki kita. Yang mau ikutan berbagi silakkan klik disini 👇
https://donasi.dompetdhuafa.org/
https://donasi.dompetdhuafa.org/
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana pada kesempatan ini Allah masih beri kesempatan saya untuk menulis dan beri kesempatan Antuna semua untuk membaca. Saya yakin, teman-teman membaca tulisan sebab Allah gerakkan hati teman-teman. Jika bukan karena Allah mungkin teman-teman akan melewatinya. Karena hal ini lah, maka kita patut selalu bersyukur atas karunia rahmat yang selalu Allah berikan. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada NabiAllah, suritauladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumil kiamah nanti. Aamiin Allahumma Aamiin.
Teman-teman, mengapa saya memberanikan diri untuk menulis kisah ini. Bukan semata-semata untuk mengikuti lomba saja. Namun ada sebuah misi kehidupan yang mungkin setelah teman-teman membacanya, teman-teman mungkin ada atau pernah merasakan hal yang sama. Wallahu'alam, yang pasti apa-apa yang terjadi kepada kita adalah keputusan Allah.
Teman-teman, bicara mengenai kebaikan. Tidaklah luput dari perbuatan. Yang pasti adalah perbuatan baik. Kebaikan merupakan salah satu perilaku terpuji yang sudah sepatutnya setiap muslim pernah melakukannya. Semoga kita semua temasuk golongan orang-orang yang pernah melakukannya. Amiin Allahumma Aamiin.
Teman-teman saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman yang mungkin kalian pernah juga melakukannya. Atau mungkin suatu saat teman-teman akan merasakannya. Saya pernah berada di kondisi dimana perekonomian keluarga di titik nadir. Semua orang ketika lulus kuliah pastilah memiliki keinginan untuk memperbaiki keadaan ekonomi keluarga jika memang kondisi ekonominya tidak baik atau minimal jika berada di kalangan keluarga yang ekonominya mapan akan bermimpi untuk memperbaiki perekonomian dirinya sendiri atau dengan kata lain mengejar karir. Nah, ini yang saya rasakan. Ketika banyak tawaran pekerjaan namun tidak bisa kita ambil karena alasan harus pulang kampung.
Hari itu serasa seperti tersambar petir. Ketika akan mengambil salah satu tawaran pekerjaan di suatu daerah yang bukan daerahku. Tiba-tiba telpon berdering. "bisa tidak bisa, mau tidak mau. Kamu pulang saja des. Tinggal di kampung cari kerja di kampung. Kasian ibu sendirian, apa kamu gak kasihan dengan ibumu?", gumam paman. Singkat cerita, dengan segala macam perdebatan yang terjadi akhirnya aku memutuskan memilih pekerjaan di kampung. Awal yang saya rasakan adalah kebimbangan dan kebingungan. Nanti gimana gajinya? Mau kerja apa? Apa cukup untuk hidup. Astagfirllah, ya Allah maafkan hamba yang sempat berburuk sangka terhadapMu. Sungguh seorang manusia akan di uji dengan sedikit rasa bimbang dan ketakutan dll seperti dijelaskan oleh Allah pada Q.s Al Baqarah ayat 175
Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوٰلِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِينَ
wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khoufi wal-juu'i wa naqshim minal-amwaali wal-anfusi was-samaroot, wa basysyirish-shoobiriin
"(Dan sungguh Kami akan memberimu cobaan berupa sedikit ketakutan) terhadap musuh, (kelaparan) paceklik, (kekurangan harta) disebabkan datangnya malapetaka, (dan jiwa) disebabkan pembunuhan, kematian dan penyakit, (serta buah-buahan) karena bahaya kekeringan, artinya Kami akan menguji kamu, apakah kamu bersabar atau tidak. (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar) bahwa mereka akan menerima ganjaran kesabaran itu berupa surga."
Bicara mengenai rasa takut, cemas, saya rasa mungkin ada diantara teman-teman yang merasakannya. Jika benar, maka segera beristigfar. Sebab, itu adalah pintu gerbang untuk setan mempengaruhi kita. Naudzubillahimindzalik. Teman-teman akhirnya, saya bekerja di suatu instansi yang sesuai dengan jurusan saat kuliah. Satu sampai tiga bulan terasa berat sekali. Jujur dengan gaji pas-pasan, harus menafkahi keluarga, mengurus kebutuhan sekolah adik, dll. Hal ini terasa berat sekali. Ternyata, setelah ku telusuri ada rasa tak lillah di hati. Ada rasa kurang bersyukur. Astagfirllahaladzim. Semoga Allah mengampuni saya.
Pernah suatu ketika keluarga mengalami kebangkrutan perakara hutang. Saya semakin stres menghadapinya. Belum lagi gaji yang pas-pasan, harus membiayai adik, belum lagi harus membayarkan hutang orang tua. Subhanallah, berat sekali rasanya. Ketika itu saya langsung menghubungi sahabat saya, bukan untuk pinjam uang. Tapi, untuk bertukar pikiran. Tersontak aku mendengar dia mengucapkan kalimat panjang lebar namun masih ada kata "Alhamdulillah" yang terucap olehnya. Intinya, saya harus bersyukur karena Allah membukakan jalan peluang masuk surga lewat bayar hutang orang tua. Saya memikirkan berkali-kali. Melihat youtube, cari tulisan-tulisan bahkan pinjam buku ke teman-teman yang ada kaitannya dengan nasibku. Entahlah, aku menyebutnya nasib. Maafkan saya ya Allah.
Saya menemui sebuah kalimat dari tulisan seorang penulis sebut saja teh Kartini F. Astuti. Kala itu saya komunikasi dengan beliau lewat DM instagram. Beliau tulis bahwa "jika ingin melakukan perbaikan maka mulailah dari kaluargamu dulu". Setelah saya berfikir, mungkin ini jawaban Allah dari pertanyaanku dari dulu. Saya sering ketika dijalan sambil mengendarai motor bercerita dengan ibu. "Kapan ya, Mak. Bisa sedekah ke orang-orang seperti Haji. A***", tanyaku. Pasti ibuku jawabnya "Nanti ada saatnya", gumam ibu. Setelah ku telusuri jejak-jejak pertanyaanku. Inilah jawaban Allah. Allah ingin aku melakukan kebaikan terhadap keluargaku dulu nih. MasyaAllah, Allahuakbar. Bukankan Allah selalu memberikan ujian dalam keadaan kemampuan umatnya ? Bukankah Allah tidak akan memberikan jika kita tidak sanggup? Wake Up desiii. Allah sayang kamuu... Itu saja yang saya ucapkan dalam hati setiap saat. Bukan sombong atau percaya diri bahwa Allah sayang ke kita bisa saja Allah berikan itu sebab Allah menghukum kita. Tapi lagi-lagi coba kita ingat? Bukankan hukuman Allah adalah bentuk kasih sayang? Coba kita jawab masing-masing.
Selama ini yang saya rasakan dengan membantu ibu membayar hutang Alhamdulillah rezeki semakin lancar. Mungkin berkat doa-doa ibu di malam hari untuk anaknya. Semua karena ridho ibu dan yang pasti ridhoNya. Rezeki bukan hanya tentang uang. Punya teman yang membuat kita semakin dekat sama Allah, punya lingkungan pekerjaan yang mendekatkan kita sama Allah, dan memiliki keluarga yang lambat laun kegiatan religiusnya meningkat dari sebelumnya itu adalah rezeki yang Allah beri yang tidak bisa lagi dihitung jumlahnya.
Ternyata, satu fakta lagi yang ingin saya ceritakan kepada teman-teman semua. Bahwa melakukan kebaikan itu membuat hati tentram dan tenang. Mudah-mudah sulit mendapatkannya. Ekonomi saya memang susah, namun ketika kita mampu berbagi dengan siapapun yang membutuhkan rasanya MasyaAllah. Dan Allah lipat gandakan, Allah gantikan lebih dari apa yang kita berikan ke orang lain. Bukan bermaksud melakukan kebaikan agar Allah beri kita lebih. Namun, esensinya kita gak minta aja Allah kasih. Lebih banyak lagi, padahal niat kita kan ngasih orang untuk bekal di akhirat kita. Sempat berpikir "ya Allah sedikit kebaikan yang saya lakukan saja sudah engkau balas di dunia dengan banyak nikmat, lalu bagaimana nanti untuk di akhiratku ya Allah". Sering sekali saya berfikir seperti ini (Ampuni saya ya Allah).
Pernah suatu ketika ada seorang sahabat yang ingin sekali menikmati masakanku. Namun, saat itu uangku pas-pasan (dalam arti untuk belanja hari ini dan esok) namun saya belanjakan hari ini semua sebab teman saya ingin menikmati masakan yang saya buat. Sempat binggung, "duhh..besok gimana masaknya ya. Uang belanja habis", gumamku dalam hati. Bukan penyesalan ya ini. Lagi-lagi inilah bisikan setan untuk kita mencemaskan hari esok. Padahal Allah sudah mengatur rezeki kita setiap harinya. (Ya Allah ampuni hamba)
Singkat cerita, ada seseorang datang ke rumah. Memberikan secarik amplop yang berisikan uang honor. MasyaAllah senangnya hati ini. Padahal belum waktunya gajian, namun karena akan pulang kampung beliau memberikan honor lebih dulu kepada saya. Nah, ini rezeki yang gak kita sangka-sangka. Bahkan, saya tidak berpikir akan sebanyak ini honornya. Allah ganti 2 kali lipat. MasyaAllah..huhuu sedih terharu kalo diingat. Begitu romantisnya Allah sama hambanya.
Secara tidak langsung, Allah jawab pertanyaan yang saya ajukan setiap kali jalan-jalan naik motor dengan ibu. "Kapan ya bisa sedekah seperti orang-orang?" MasyaAllah, Allahuakbar. Baru kemarin, saya dipinjami buku Kang Dewa Eka Prayoga yang berjudul Melawan Kemustahilan. Disitu saya banyak belajar bagaimana melakukan kebaikan. Ada salah satu quote yang saya tulis besar-besar dan saya tempel di dinding rumah "jangan menunggu rezeki berlebih, baru berbagi. Justru, kapanpun kita dapat rezeki, berapapun jumlahnya, bagikanlah (Dewa Eka Prayoga)". MasyaAllah.
Dan satu lagi "Bantu orang lain dahulu, dibantu Allah kemudian.. (Dewa Eka Prayoga)". Benar saja, ketika kita ingin masalah kita diselesaikan oleh Allah, maka kita buat misi dulu untuk menyelesaikan masalah orang lain dulu. Jika dipikir pakai logika manusia pasti tidak masuk akal. Mengapa? Iya karena jika akal manusia yang bekerja maka jawabannya adalah "gimana mau menyelesaikan masalah orang lain, sedangkan masalah kita aja belum selesai. Nah ini jika pakai akal manusia. Namun berbeda jika pakai iman manusia. Iman manusia akan berkata ..
Dalam HR. Bukhari "Siapa yang biasa membatu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya". Dan Allah berfirman dalam Q.s Alzalzalah ayat 7-8 :
Allah SWT berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
fa may ya'mal misqoola zarrotin khoiroy yaroh
"(Maka barang siapa yang mengerjakan seberat zarah) atau seberat semut yang paling kecil (kebaikan, niscaya dia akan melihatnya) melihat pahalanya."
(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 7)
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
wa may ya'mal misqoola zarrotin syarroy yaroh
"(Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihatnya pula) artinya dia pasti akan merasakan balasannya."
(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 8)
Wallahualam bishawab. Semoga kita sama-sama terus beristiqomah melalukan kebaikan lillah karena Allah. Alhamdulillah telah selesai saya sedikit menceritakan tentang pengalaman yang pernah saya rasakan. Semoga kehidupan teman-teman yang membaca makin membaik, keluarga makin harmonis, bisnis lancar sehingga bisa bersedekah di jalan Allah. Doakan saya juga ya teman-teman. Besar harapan saya suatu saat nanti ketika kita sudah berpulang ke rahmatullah Allah berikan tempat terindahNya yaitu Surga juga kita berasa di barisan Rosulullah. Aamiin Allahumma Aamiin
Terus berbagi kebaikan.....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..
Dikutip dari :
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Prayoga, Dewa Eka. 2018. Melawan Kemustahilan. KMO Indonesia. Cirebon
Jangan lupa kunjungi donasi.dompetdhuafa.org
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Menyentuh sekali, saya juga sering melihat keajaiban-keajaiban itu ketika bersedekah, atau membantu menyelesaikan permasalahan orang lain, insyaallah berbagi adalah jalan untuk mempermudah permasalahan Kita,
BalasHapusDan tentu saja, lingkungan keluarga merupakan tempat wajib untuk mengabdi jika berhubungan dengan sedekah, sebelum ketempat-tempat lain. semangat berproses Kak 👏🌹
Jazakallah kak
HapusMasyaAllah menginspirasi sekali tulisannya 😊
BalasHapusSemoga ttep istiqomah dan semangat menebar kebaikan melalui tulisan-tulisannya ya kak desii
Jazakillah kak 😊
Hapus