LAPORAN
HASIL STUDI WISATA
“HUBUNGAN SEJARAH
BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN”
Diajukan
sebagai Persyaratan
Mengikuti
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Tahun Ajaran 2019/2020
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 BANJAR AGUNG
KABUPATEN TULANG BAWANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Guru Pembimbing: Nuraini Trilowati, S.Pd
..........
NIP : 197207212005012007
MENGETAHUI,
Kepala
SMA Negeri 1 Banjar Agung
Hi.Danial Anwar, S.Pd., M.M.
NIP : 19680724
199010 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT.
Tuhan yang Maha Esa atas bimbingan dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan
tugas Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI
PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN” tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Hi.Danial Anwar, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Banjar Agung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali.
2. Ibu Nuraini Trilowati, S.Pd. yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan
hasil studitur ini dapat selesai dengan tepat waktu.
3. Orang tua penulis yang selalu memberikan semangat dan telah membiayai
penulis selama menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Banjar Agung dan
melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali.
4. Teman-teman penulis yang telah memberikan bantuan moral maupun material
kepada penulis selama penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai tepat
waktu.
5. Kepada pihak lain yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
penyusunan laporan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih banyak kekurangan dan minim penjelasan karena keterbatasan kemampuan
penulis, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Banjar Agung, Maret 2020
Penulis
Wahyuni Amalia
NISN : 0014756014
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................ v
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................... 2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Candi........................................................ .3
2.2 Sejarah Candi Prambanan............................................ .3
2.3 Peranan Candi Prambanan
sebagai Hasil Kebudayaan
Bangsa
Indonesia....................................................... .6
2.4 Deskripsi Bangunan Candi
Prambanan .......................... 7
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Temuan-temuan..........................................................
10
3.1.1 Candi Siwa ................................................... 10
3.1.2 Arca Siwa Mahadewa .................................... 11
3.1.3 Arca Siwa Mahaguru ...................................... 11
3.1.4 Arca Ganesa ................................................. 12
3.1.5 Arca Durga Atau
Rorojongrang ....................... 12
3.1.6 Candi Brahma ............................................... 12
3.1.7 Candi Wisnu ................................................. 13
3.1.8 Candi Nandi .................................................. 14
3.1.9
Candi Angsa..................................................
15
3.1.10
Candi Garuda...............................................
15
3.1.11
Candi Apit................................................... 15
3.1.12
Candi Kelir................................................... 15
3.1.13
Candi Sudut................................................. 15
3.2
Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan............. 16
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................... 17
4.2 Saran ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 18
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan. Salah satunya
adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan asing maupan domestik yang
datang mengunjungi tempat wisata dan budaya Bali. Bali memiliki banyak objek
wisata yang cukup terkenal seperti Garuda Wisnu Kencana atau sering dikenal
dengan nama GWK, pantai Dreamland, pantai Pura Tanah Lot, Pantai Tanjung Benoa,
pantai Seminyak,pantai Kuta, Pantai Sanur, pasar Sukawati, pantai Lovina, danau
Bedugul, pura Uluwatu. Bali memiliki banyak ketertatikan seperti,keindahan alam
yang dimilikinya, kebudayaannya yang masih terjaga dengan baik,dan banyaknya
obyek wisata alam dan budaya yang membuat
banyak orang penasaran untuk mengunjunginya
Cara untuk
memperkenalkan sejarah bangsa Indonesia adalah dengan mengajak peserta didik
berkunjung ke wisatawisata bersejarah. Dalam lingkup sekolah, kegiatan tersebut
dikenal dengan sebutan studytour. Kegiatan study tour juga merupakan salah satu program yang terlaksana di
SMA N 1 Banjar Agung. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memahankan siswa lebih
dari sekedar teori namun siswa/i terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui
kebenaran dari suatu teori. Berdasarkan hal tersebut maka sekolah SMAN 1 Banjar
Agung melakukan kunjungan ke berbagai tempat wisata yang ada di Yogyakarta dan
Bali. Serta untuk lebih memahami bentuk ekonomi apa yang ada di lokasi yang
dikunjungi, penulis membuat laporan yang diberi judul “Hubungan Sejarah
Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan” dan juga dalam bentuk pemenuhan tugas yang diperuntukkan izin
mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
rumusan masalah laporan dengan judul Hubungan Sejarah Candi Prambanan
Terhadap Dunia Pendidikan adalah
sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimana Hubungan Sejarah
Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Sebagai
syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer (UNBK) tahun ajaran
2020/2021.
1.3.2
Mengetahui
hubungan
Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1
Memperoleh
izin mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer (UNBK), menambah wawasan pengetahuan
penulis dalam membuat karya tulis ilmiah.
1.4.2
Menambah
pengetahuan bagi pembaca tentang informasi hubungan candi prambanan dengan
dunia pendidikan.
1.4.3
Sebagai
referensi penulisan karya tulis ilmiah (KTI) adik kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Candi
Candi adalah sebuah
bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama
Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian,
istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah
saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik
Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya,
disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang
berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu
dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi
Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa
arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur,
bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan
digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha
Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi (Ahyar
Ahyar, 2016).
2.2
Sejarah Candi Prambanan
Candi Prambanan terletak di
lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari
Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya
sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya.
Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas
permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian
lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada
di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masyarakat menyebut candi
ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara
dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara
Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai
nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan
Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di
Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan
atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar
pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha
Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di
sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta.
Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan
Rakai Pikatan.
Candi
prambanan merupakan candi hindu yang di bangun oleh raja-raja dinasti sanjaya
pada abad IX, di temukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan
pendapat bahwa candi ini dibangun oleh rakai pikatan kemudian di selesaikan
oleh raja rakai Belitung berdasarkan prasati berangka pada tahun 856M “prasasti siwargiha” sebagai manifest politik untuk
meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya pemindahan pusat
kerajaan mataram ke jawa timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini,
ditambah terjadinya gempa bumi serta di tambah beberapa kali letusan gunung
berapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang
berserakan. Pada tanggal 20 desember 1953 pembugaran candi induk loro jonggrang
secara resmi dinyatakan selesai oleh dokter
ir. Soekarno sebagai presiden republik Indonesia pertamar.
Komplek
percandian prambanan terdiri atas bawah latar dan tengah dan latar atas (latar
pusat) latar bawah tak berisi apapun di dalam latar tengah terdapat reruntuhan
candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri enam
buag candi besar dan kecil candi-candi utama terdiri dari 2 deret yang paling
berhadapan deret pertama yaitu candi siwa, candi wisnu, dan candi brahma. Deret
kedua yaitu candi nandi, candi angsa dan candi garuda. Pada ujung lorong yang
memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan
percandian ini terdiri 240 buah candi.
Candi
roro jonggrang yang sering disebut candi prambanan terletak di perbatasan
daerah istimewa Yogyakarta dan profinsi jawa tengah kurang lebih 17km kearah
timur kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 sebelah barat masuk Yogyakarta dan
komplek bagian timur termasuk wilayah jawa tengah. Candi prambanan berdiri di
sebelah timur sebagai afok kurang lebih 200 meter sebelah utara jalan
Yogyakarta – solo.
Candi Prambanan terletak di
perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Kurang lebih 17
km kearah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat
solo. Kompleks percandian prambanan ini masuk kedalam dua wilayah yakni komplek
bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk
Provinsi Jawa Tengah. Percandian prambanan berdiri sebelah timur sungai kopak
kurang lebih 200 m sebelah utara jalan raya Yogya Solo. Bentuk candi prambanan adalah sosok candi
ramping dan kakinya bersusun dua, dinding tubuh candi diberi kesan bertingkat
dua oleh bingkai sabuk dan atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang
amat kompleks, masing-masing dihiasi sejumlah “Ratna” dan puncaknya terdapat
Ratna terbesar (Mustif, 2012).
2.3
Peranan
Candi Prambanan Sebagai Hasil Kebudayaan Bangsa Indonesia
Nama
prambanan berasal dari nama dua tempat candi ini berdiri, di duga merupakan
perubahan nama dialek jawa dari theology hindu pada Brahman yang bermakna
“Brahman agung” yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang
tak tergambarkan yang kerap di samakan dengan konsep tuhan dalam agama hindu.
Nama asli komplek candi hindu ini adalah nama dari bahasa sangseketa: siwargha
(ruamh siwa atau siwa laya alam siwa) berdasarkan prasasti siwargha yang
bertarik 778 saka 856 masehi
Candi
perambanan banyak memiliki peranan antara lain:
a. Pada masa dahulu peran candi prambanan dalam masyarakat
adalah sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang , candi prambanan merupakan
kuil hindu yang di bangun oleh kerajaan maja pahit di masa dinasti sanjaya
kerjaan ini hidup hingga abad ke16 m.
ketika islam mulai berkembang priode ini di kenal sebagai priode hindu
Indonesia dan bertahan selama 16 abad penuh.
b. Pada masa sekarang
Pada
masa sekarang candi prambanan masih digunakan acara hari besar agama hindu yang
masih di lakukan secara rutin, salah satunya adalah hari raya nyepi. Candi
prambanan jga di gunakan sebagai tempat wisata dan rereasi yang di kunjungi
oleh wisatawan local maupun mancan Negara. Selain itu bagi masyarakat yogya
candi juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran dapat di
tekan. Selain itu juga candi prambanan berfungsi sebagai media edukasi
observasi oleh semua pihak dank arena yogya merupakan kota pelajar dari
berbagai penjuru Indonesia dan juga sebagai salah setu kebanggaan Negara
Indonesia. Candi prambanan juga memberikan keuntungan bagi pemerintah karna
dengan adanya wisatawan baik domestic wisatawan asing akan memberikan devisa
(Putra, 2014).
2.4
Deskripsi Bangunan Candi Prambanan
Denah asli Candi Prambanan
berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu
Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran
dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar.
Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu
dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar
saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula
terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini. Di tengah pelataran luar,
terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang
seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat
ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin
ke dalam makin tinggi.
Di teras pertama, yaitu
teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi
dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua
terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat,
atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi
14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan
hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja. Pelataran dalam, merupakan
pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang
paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi
sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini
dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang
berbentuk gapura paduraksa.
Saat ini hanya gapura di
sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas
terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2
dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang
membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap
ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah
Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma.
Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang
menghadap ke barat. Ketiga
candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi
diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya
terletak di hadapannya. Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi
Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang
berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam
candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa,
Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar
bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan
lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang
disebut Candi Apit (Soekmono,
1972).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Temuan-Temuan
Ada
macam-macam candi dalam kompleks candi prambanan diantaranya :
3.1.1
Candi Siwa
Candi siwa dengan luas dasar 14 m persegi dan
tingginya 47 m adalah yang terbesar, sekaligus tertinggi di kompleks candi
Rorojonggrang. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca siwa mahadewa.
Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secara fertikal kaki, tubuh kepala atau atap.
Kaki candi menggambarkan dunia bawah, tubuh candi menggambarkan dunia tengah,
dan atap melukiskan dunia atas tempat dewa. Didalam terdapat 4 ruangan yang
menghadap keempat arah mata angina dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada
ditengah-tengah. Kamar terdepan arca siwa mahadewa. Ketiga kamar lainnya
masing-masing berisi arca-arca : siwa mahaguru, Ganesa, dan Durga.
Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada
dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu
dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa
karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan
nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca
Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang.
3.1.2
Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran Trimurti Hindu yang paling
dihormati adalah Dewa Brahma, Dewa Siwa. Dewa Siwa memiliki tinggi 3 m berdiri di atas landasan landasan batu
setinggi 1 m, diantara kaki area dan landasnnya terdapat batu budar berbentuk
bunga teratai. Area ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai siwa
adalah tengkorah diatas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga dahinya
bertangan empat berselempangkan ular, kulit harimau dipinggangnya serta senjata
trisula pada sandaran arcanya, tangannya memegang kipas, tasbih, tunas bunga
teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta.
3.1.3
Arca Siwa Mahaguru
Arca ini berwujud seseorang tua pejanggut
yang berdiri, dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan
kirinya memegang kendi dan dahunya terdapat kipas dan trisula yang terletak di
sebelah kana blakangnya menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan
seseorang pendekar alam dalam istana raja Balitung seorang penasehat dan guru.
3.1.4
Arca Ganesa
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah
bertangan empat yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan belakang memegang
tasbih dan kampak, sedangkan tangan depan memegang patahan gadingnya sendiri
dan mangkuk. Ujung belalainya dimasukan kedalam mankuk itu menggambarkan bahwa
yang tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Ganesa menjadi lambing
kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan pada mahkotanya
terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma.
Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang raja Balitung.
3.1.5
Arca Durga Atau Rorojonggrang
Arca ini berwujud seseorang wanita yang
bertangan delapan yang memegang beraneka ragam senjata yaitu cakra, gada, anak
panah, ekor banteng, sankha, perisai, bujur panah dan rambut berkepala raksa
asura. Ia berdiri diatas banteng nadi dalam sikap “Tri Bangga” (3 gaya gerak
yang membentuk 3 lengkungan tubuh) arca ini menggambarkan permaisuri raja
Balitung.
3.1.6
Candi
Brahma
Candi Brahma luas
dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 m2 . Didalam satu-satunya
yang ada berdiri. Arca Brahma berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini
sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang
tasbih yang satunya memegang “Kamandhatu” (tempat air), keempat wajahnya
menggambarkan kitab suci Weda masing-masing menghadap keempat mata angin.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca
brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi
sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang
“kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci
Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya
menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena
seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga
di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding
langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
3.1.7
Candi Wisnu
Bentuk ukuran relif dan hiasan dinding
luasnya sama dengan candi brahma. Didalam satu-satunya ruangan yang ada
berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada, Cakra Trisula dan
tiram. Pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relif cerita krisna sebagai
“Avatar” atau penjelmaan Wisnu dan Brahma (Baladewa) kakaknya.
Candi
Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur
yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur
terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan
pahatan yang menggambarkan Lokapala. Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi
seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan
Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan
Dwaraka.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar
dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang
sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Di
Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada
Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1
ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut,
terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu
digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra
(senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan
memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai
3.7.8
Candi Nandi
Didalam candi yang mempunyai luas dasar 15 m2
dan mempunyai tinggi 25 m ini terdapat arca seekor lembu jantan yang sedang
berbaring dan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 m disudut blakangnya arca
ini terdapat arca Dewa Surya dan Dewa Candra.
3.1.9
Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak
terisi apapun luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. Mungkin ini
hanya dipakai untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh brahma.
3.1.10
Candi Garuda
Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama
dengan candi angsa. Didalamnya terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda
diatas seekor naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu.
3.1.11
Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dan tingginya
16 m, ruangannya kosong. Mingkin candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum
memasuki candi-candi induk. Karena keindahannya mungkin digunakan untuk
menanamkan estika kompleks percandian prambanan.
3.1.12
Candi Kelir
Candi ini memiliki luas dasar 1,55 m2
dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk.
3.1.13
Candi Sudut
Ukuran candi ini sama dengan candi kelir.
3.2
Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan
Dilihat dari fungsi
objek wisata candi prambanan diantaranya yaitu:
a.
Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca
mengenai situs sejarah candi prambanan.
b.
Memberikan gambaran umum mengenai candi
prambanan serta perkembangannya.
c.
Penyebaran informasi tentang upaya
pelestarian Candi Prambanan.
d.
Mengetahui sejarah tentang asal mula
dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya
e.
Menumbuhkan minat generasi muda terhadap
sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah.
Sangat jelas terlihat
bahwa dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan berdampak baik dengan
Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja namun dapat belajar
sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi prambanan. Dengan adanya
kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari tentang
sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam pelestarian candi prambanan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
4.1.1
Dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan
berdampak baik dengan Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja
namun dapat belajar sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi
prambanan. Dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda
untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam
pelestarian candi prambanan.
4.2
Saran
Berikut merupakan saran yang dapat disampaikan:
4.2.1
Sebagai
wisatawan yang datang berkunjung sebaiknya kita lebih menjaga dan merawat
kebersihan sekitaran pantai agar lingkungan tetap terjaga keasriannya.
4.2.2
Sebagai
pengelola dari Objek Wisata Candi Prambanan sebaiknya lebih mempertimbangkan keamanan, kebersihan dan kelestarian candi prambanan
sehingga tidak beralih fungsi hanya demi keuntungan
beberapa pihak semata namun juga sebagai sarana Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, Fera Delis. 2016.
Makalah.Mamfaat.Candi.Prambanan.Sebagai
Objek.Wisata.Dan.Peninggalan.Bersejarah. online. Feradesliaahyar.
Wordpress.com. (diakses pada tanggal 27 agustus 2016).
Mustif, Adi. 2012. Contoh karya tulis. Pringsewu : MAN
1 Pringsewu.
Pedoman penulisan penulisan karya tulis, 2016. MAN 1
Pringsewu.
Putra, Hadi
Tahta. 2014. Contoh karya tulis. Pringsewu : MAN 1 Pringsewu
Soekmono. 1972.
Borobudur Prambanan dan Ratu Boko.
Logo Prambanan.Taman wisata candi
Tim penyusun, 1998. Brosur candi Prambanan dan Borobudur.
Yogyakarta.PT.Taman Wisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar