Selasa, 17 Maret 2020

KARYA TULIS ILMIAH (KTI) HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN



LAPORAN HASIL STUDI WISATA
“HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN”

Diajukan sebagai Persyaratan
Mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Tahun Ajaran 2019/2020




DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 BANJAR AGUNG
KABUPATEN TULANG BAWANG
2020

LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH


Guru Pembimbing: Nuraini Trilowati, S.Pd                          ..........
NIP                     : 197207212005012007
                                                          





MENGETAHUI,
Kepala SMA Negeri 1 Banjar Agung



Hi.Danial Anwar, S.Pd., M.M.
  NIP : 19680724 199010 1 001




KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa atas bimbingan dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “HUBUNGAN SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN” tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Bapak Hi.Danial Anwar, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banjar Agung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali.
2.    Ibu Nuraini Trilowati, S.Pd. yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan hasil studitur ini dapat selesai dengan tepat waktu.
3.    Orang tua penulis yang selalu memberikan semangat dan telah membiayai penulis selama menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Banjar Agung dan melaksanakan studitur ke Yogyakarta dan Bali.
4.    Teman-teman penulis yang telah memberikan bantuan moral maupun material kepada penulis selama penyusunan laporan ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
5.    Kepada pihak lain yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan laporan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan minim penjelasan karena keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Banjar Agung,  Maret 2020
Penulis


Wahyuni Amalia
NISN : 0014756014






















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................ v
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................... 2

BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Candi........................................................ .3
2.2 Sejarah Candi Prambanan............................................ .3
2.3 Peranan Candi Prambanan sebagai Hasil Kebudayaan
Bangsa Indonesia....................................................... .6
2.4 Deskripsi Bangunan Candi Prambanan .......................... 7


BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Temuan-temuan.......................................................... 10
3.1.1 Candi Siwa ...................................................  10
3.1.2 Arca Siwa Mahadewa  ....................................  11
3.1.3 Arca Siwa Mahaguru ...................................... 11
3.1.4 Arca Ganesa ................................................. 12
3.1.5 Arca Durga Atau Rorojongrang ....................... 12
3.1.6 Candi Brahma ............................................... 12
3.1.7 Candi Wisnu ................................................. 13
3.1.8 Candi Nandi .................................................. 14
3.1.9 Candi Angsa.................................................. 15
3.1.10 Candi Garuda............................................... 15
3.1.11 Candi Apit................................................... 15
3.1.12 Candi Kelir................................................... 15
3.1.13 Candi Sudut................................................. 15
3.2 Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan............. 16
         




BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................... 17
4.2 Saran ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 18
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan. Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan asing maupan domestik yang datang mengunjungi tempat wisata dan budaya Bali. Bali memiliki banyak objek wisata yang cukup terkenal seperti Garuda Wisnu Kencana atau sering dikenal dengan nama GWK, pantai Dreamland, pantai Pura Tanah Lot, Pantai Tanjung Benoa, pantai Seminyak,pantai Kuta, Pantai Sanur, pasar Sukawati, pantai Lovina, danau Bedugul, pura Uluwatu. Bali memiliki banyak ketertatikan seperti,keindahan alam yang dimilikinya, kebudayaannya yang masih terjaga dengan baik,dan banyaknya obyek wisata alam dan budaya yang membuat banyak orang penasaran untuk mengunjunginya
Cara untuk memperkenalkan sejarah bangsa Indonesia adalah dengan mengajak peserta didik berkunjung ke wisatawisata bersejarah. Dalam lingkup sekolah, kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan studytour. Kegiatan study tour juga merupakan salah satu program yang terlaksana di SMA N 1 Banjar Agung. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memahankan siswa lebih dari sekedar teori namun siswa/i terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui kebenaran dari suatu teori. Berdasarkan hal tersebut maka sekolah SMAN 1 Banjar Agung melakukan kunjungan ke berbagai tempat wisata yang ada di Yogyakarta dan Bali. Serta untuk lebih memahami bentuk ekonomi apa yang ada di lokasi yang dikunjungi, penulis membuat laporan yang diberi judul “Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan” dan juga dalam bentuk pemenuhan tugas yang diperuntukkan izin mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah laporan dengan judul Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan adalah sebagai berikut:
1.2.1    Bagaimana Hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.3.1    Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer (UNBK) tahun ajaran 2020/2021.
1.3.2    Mengetahui hubungan Sejarah Candi Prambanan Terhadap Dunia Pendidikan.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1    Memperoleh izin mengikuti Ujian Nasional Berbaasis Komputer (UNBK), menambah wawasan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah.
1.4.2    Menambah pengetahuan bagi pembaca tentang informasi hubungan candi prambanan dengan dunia pendidikan.
1.4.3    Sebagai referensi penulisan karya tulis ilmiah (KTI) adik kelas.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1        Pengertian Candi

Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi (Ahyar Ahyar, 2016).

2.2        Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Candi prambanan merupakan candi hindu yang di bangun oleh raja-raja dinasti sanjaya pada abad IX, di temukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh rakai pikatan kemudian di selesaikan oleh raja rakai Belitung berdasarkan prasati berangka pada tahun 856M “prasasti  siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya pemindahan pusat kerajaan mataram ke jawa timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini, ditambah terjadinya gempa bumi serta di tambah beberapa kali letusan gunung berapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Pada tanggal 20 desember 1953 pembugaran candi induk loro jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh dokter  ir. Soekarno sebagai presiden republik Indonesia pertamar.

Komplek percandian prambanan terdiri atas bawah latar dan tengah dan latar atas (latar pusat) latar bawah tak berisi apapun di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri enam buag candi besar dan kecil candi-candi utama terdiri dari 2 deret yang paling berhadapan deret pertama yaitu candi siwa, candi wisnu, dan candi brahma. Deret kedua yaitu candi nandi, candi angsa dan candi garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri 240 buah candi.

Candi roro jonggrang yang sering disebut candi prambanan terletak di perbatasan daerah istimewa Yogyakarta dan profinsi jawa tengah kurang lebih 17km kearah timur kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 sebelah barat masuk Yogyakarta dan komplek bagian timur termasuk wilayah jawa tengah. Candi prambanan berdiri di sebelah timur sebagai afok kurang lebih 200 meter sebelah utara jalan Yogyakarta – solo.

Candi Prambanan terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Kurang lebih 17 km kearah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat solo. Kompleks percandian prambanan ini masuk kedalam dua wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk Provinsi Jawa Tengah. Percandian prambanan berdiri sebelah timur sungai kopak kurang lebih 200 m sebelah utara jalan raya Yogya Solo. Bentuk candi prambanan adalah sosok candi ramping dan kakinya bersusun dua, dinding tubuh candi diberi kesan bertingkat dua oleh bingkai sabuk dan atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat kompleks, masing-masing dihiasi sejumlah “Ratna” dan puncaknya terdapat Ratna terbesar (Mustif, 2012).

2.3        Peranan Candi Prambanan Sebagai Hasil Kebudayaan Bangsa Indonesia

Nama prambanan berasal dari nama dua tempat candi ini berdiri, di duga merupakan perubahan nama dialek jawa dari theology hindu pada Brahman yang bermakna “Brahman agung” yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak tergambarkan yang kerap di samakan dengan konsep tuhan dalam agama hindu. Nama asli komplek candi hindu ini adalah nama dari bahasa sangseketa: siwargha (ruamh siwa atau siwa laya alam siwa) berdasarkan prasasti siwargha yang bertarik 778 saka 856 masehi

Candi perambanan banyak memiliki peranan antara lain:

a.    Pada masa dahulu peran candi prambanan dalam masyarakat adalah sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang , candi prambanan merupakan kuil hindu yang di bangun oleh kerajaan maja pahit di masa dinasti sanjaya kerjaan ini hidup hingga abad ke16  m. ketika islam mulai berkembang priode ini di kenal sebagai priode hindu Indonesia dan bertahan selama 16 abad penuh.


b.    Pada masa sekarang

Pada masa sekarang candi prambanan masih digunakan acara hari besar agama hindu yang masih di lakukan secara rutin, salah satunya adalah hari raya nyepi. Candi prambanan jga di gunakan sebagai tempat wisata dan rereasi yang di kunjungi oleh wisatawan local maupun mancan Negara. Selain itu bagi masyarakat yogya candi juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran dapat di tekan. Selain itu juga candi prambanan berfungsi sebagai media edukasi observasi oleh semua pihak dank arena yogya merupakan kota pelajar dari berbagai penjuru Indonesia dan juga sebagai salah setu kebanggaan Negara Indonesia. Candi prambanan juga memberikan keuntungan bagi pemerintah karna dengan adanya wisatawan baik domestic wisatawan asing akan memberikan devisa (Putra, 2014).

2.4        Deskripsi Bangunan Candi Prambanan

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini. Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi.

Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja. Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa.

Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma.

Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya. Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit (Soekmono, 1972).
























BAB III
PEMBAHASAN

3.1        Temuan-Temuan
Ada macam-macam candi dalam kompleks candi prambanan diantaranya :

3.1.1    Candi Siwa
Candi siwa dengan luas dasar 14 m persegi dan tingginya 47 m adalah yang terbesar, sekaligus tertinggi di kompleks candi Rorojonggrang. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca siwa mahadewa. Bangunan ini dibagi atas 3 bagian secara fertikal kaki, tubuh kepala atau atap. Kaki candi menggambarkan dunia bawah, tubuh candi menggambarkan dunia tengah, dan atap melukiskan dunia atas tempat dewa. Didalam terdapat 4 ruangan yang menghadap keempat arah mata angina dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada ditengah-tengah. Kamar terdepan arca siwa mahadewa. Ketiga kamar lainnya masing-masing berisi arca-arca : siwa mahaguru, Ganesa, dan Durga.

Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang.

3.1.2       Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran Trimurti Hindu yang paling dihormati adalah Dewa Brahma, Dewa Siwa. Dewa Siwa memiliki tinggi  3 m berdiri di atas landasan landasan batu setinggi 1 m, diantara kaki area dan landasnnya terdapat batu budar berbentuk bunga teratai. Area ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai siwa adalah tengkorah diatas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga dahinya bertangan empat berselempangkan ular, kulit harimau dipinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya, tangannya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta.


3.1.3       Arca Siwa Mahaguru

Arca ini berwujud seseorang tua pejanggut yang berdiri, dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan kirinya memegang kendi dan dahunya terdapat kipas dan trisula yang terletak di sebelah kana blakangnya menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan seseorang pendekar alam dalam istana raja Balitung seorang penasehat dan guru.




3.1.4           Arca Ganesa

Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan empat yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan belakang memegang tasbih dan kampak, sedangkan tangan depan memegang patahan gadingnya sendiri dan mangkuk. Ujung belalainya dimasukan kedalam mankuk itu menggambarkan bahwa yang tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Ganesa menjadi lambing kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang raja Balitung.

3.1.5   Arca Durga Atau Rorojonggrang

Arca ini berwujud seseorang wanita yang bertangan delapan yang memegang beraneka ragam senjata yaitu cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, bujur panah dan rambut berkepala raksa asura. Ia berdiri diatas banteng nadi dalam sikap “Tri Bangga” (3 gaya gerak yang membentuk 3 lengkungan tubuh) arca ini menggambarkan permaisuri raja Balitung.

3.1.6   Candi Brahma

Candi Brahma luas dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 m2 . Didalam satu-satunya yang ada berdiri. Arca Brahma berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya memegang “Kamandhatu” (tempat air), keempat wajahnya menggambarkan kitab suci Weda masing-masing menghadap keempat mata angin.

Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.

3.1.7   Candi Wisnu

Bentuk ukuran relif dan hiasan dinding luasnya sama dengan candi brahma. Didalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada, Cakra Trisula dan tiram. Pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relif cerita krisna sebagai “Avatar” atau penjelmaan Wisnu dan Brahma (Baladewa) kakaknya.

Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala. Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka.
Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai

3.7.8   Candi Nandi

Didalam candi yang mempunyai luas dasar 15 m2 dan mempunyai tinggi 25 m ini terdapat arca seekor lembu jantan yang sedang berbaring dan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 m disudut blakangnya arca ini terdapat arca Dewa Surya dan Dewa Candra.

3.1.9   Candi Angsa

Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak terisi apapun luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. Mungkin ini hanya dipakai untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh brahma.

3.1.10   Candi Garuda

Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi angsa. Didalamnya terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu.

3.1.11   Candi Apit

Luas dasarnya 6 m2 dan tingginya 16 m, ruangannya kosong. Mingkin candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk. Karena keindahannya mungkin digunakan untuk menanamkan estika kompleks percandian prambanan.

3.1.12      Candi Kelir

Candi ini memiliki luas dasar 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk.

3.1.13        Candi Sudut
Ukuran candi ini sama dengan candi kelir.



3.2     Hubungan Candi Prambanan dengan Pendidikan

Dilihat dari fungsi objek wisata candi prambanan diantaranya yaitu:
a.    Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi prambanan.
b.    Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta perkembangannya.
c.    Penyebaran informasi tentang upaya pelestarian Candi Prambanan.
d.    Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya
e.    Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah.

Sangat jelas terlihat bahwa dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan berdampak baik dengan Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja namun dapat belajar sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi prambanan. Dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam pelestarian candi prambanan.












BAB IV
PENUTUP


4.1        Kesimpulan

Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
4.1.1       Dengan adanya peninggalan berupa candi prambanan berdampak baik dengan Pendidikan. Dimana siswa tidak hanya sekedar teori saja namun dapat belajar sejarah dengan nyata dengan mengunjungi tempat wisata candi prambanan. Dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia juga berperan aktif dalam pelestarian candi prambanan.

4.2        Saran

Berikut merupakan saran yang dapat disampaikan:
4.2.1       Sebagai wisatawan yang datang berkunjung sebaiknya kita lebih menjaga dan merawat kebersihan sekitaran pantai agar lingkungan tetap terjaga keasriannya.
4.2.2       Sebagai pengelola dari Objek Wisata Candi Prambanan sebaiknya lebih mempertimbangkan keamanan, kebersihan dan kelestarian candi prambanan sehingga tidak beralih fungsi hanya demi keuntungan beberapa pihak semata namun juga sebagai sarana Pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, Fera Delis. 2016. Makalah.Mamfaat.Candi.Prambanan.Sebagai Objek.Wisata.Dan.Peninggalan.Bersejarah. online. Feradesliaahyar. Wordpress.com. (diakses pada tanggal 27 agustus 2016).

Mustif,  Adi. 2012. Contoh karya tulis. Pringsewu : MAN 1 Pringsewu.

Pedoman penulisan penulisan karya tulis, 2016. MAN 1 Pringsewu.

Putra, Hadi Tahta. 2014. Contoh karya tulis. Pringsewu : MAN 1 Pringsewu

Soekmono. 1972. Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Logo Prambanan.Taman wisata candi

Tim penyusun, 1998. Brosur candi Prambanan dan Borobudur. Yogyakarta.PT.Taman Wisata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar